the golden rule of life

Man Jadda Wajada

Minggu, 20 November 2016

Pemuda Kanvas

malam ini,
kususuri lorong sepi
dimana sunyi tak lagi bersembunyi
dari siang jalang yang kian meradang
angin yang mendesir gigil sisa hujan
daun, reranting bersahabat dengan pekat
tak lagi tau berselimut embun ataukah gerimis penat
aspal hitam berkawan lampu jalan
berpadu elok kilat semburat terang

kembali kutorehkan pena angan sejenak
kuberanikan diri menuang secawan sajak
yang kerap gemar menguntit jejak
untuk kau teguk nanti
atau sekedar hirup saat dahaga menghampiri
membasahi kerongkong melompong
oleh debu liar yang sombong

sayang, setiap kita
adalah lukisan bingkai sebelum bangkai
tiap gores kuas adalah nafas
warnawarni tinta mengeja dunia
hitam tak selamanya kelam
putih belum tentu bersih
spektrum indah hidupkan jiwa
jangan heran, sayang
dunia kita surga fatamorgana
kilaunya butakan mata
pemuda rantau di atas kanvas

aku ingin berbaring di kebun bunga
bermandikan harum semerbak angkasa
kan kupetik sekuntum rindu
biarkan mekar di sela hirupku
lalu kusemai rapi di relung hati
agar kelak, mudah bagiku menuai temu
saat rindu terus memburu
sebab, hati luruh dibungkam jemu

Rembang, 20112016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar